Sumber : www.stafaband.info
Running Text
Selasa, 24 Agustus 2010
Teuku Wisnu - Niat Puasa
Sumber : www.stafaband.info
Senin, 23 Agustus 2010
Rabu, 18 Agustus 2010
Nomor 13
Apa yang anda rasakan ketika kita mendapatkan angka 13? Mungkin sering kita mendengar pendapat-pendapat yang mengatakan angka 13 adalah angka sial. Meskipun dengan usaha yang kuat untuk tidak mempercayai anggapan tersebut, kadang timbul juga keraguan dalam hati. Lalu kita membayangkan apa yang akan terjadi nanti.Apalagi hal ini menyangkut tentang masa depan kita.
Hal itu baru saja aku alami, ketika menghadiri acara pengundian kapling rumah KPR bagi PNS di Juata Permai di Kantor Walikota Tarakan tanggal 16 Agustus 2010. Aku bersyukur sekali termasuk dari sekitar 50 orang yang diundi pertama kali. Acara ini sudah lama aku nantikan, dan tentu saja sangat berarti untuk menentukan posisi rumah yang akan didapat. Kalau boleh memilih tentu aku akan memilih yang type tunggal. Tapi semua akan ditentukan lewat undian. Aku jadi teringat bahwa mengundi nasib sangat dilarang oleh agama.Tapi ini kan hal yang berbeda, prosedurnya harus dilakukan lewat undian.
Karena menyangkut hal yang bagiku penting bagi masa depan, tentu saja aku tidak lupa berdoa memohon agar diberikan petunjuk. Sebab tidak ada cara lain yang dapat kita lakukan. Tiba giliran untuk mengambil satu gulung kecil kertasdi dalam sebuah toples, mirip acara arisan, dengan membaca basmalah. dengan hati berdebar-debar pelan-pelan gulungan kertas dibuka dan...tertera angka 13.
Sempat aku bertanya kenapa aku mendapatkan angka tersebut. Tapi aku telah melakukan hal yang baik, maka semua kuserahkan kepada Allah. Kuanggap bahwa itulah rejeki.
Tapi bagi seorang Muslim, tentu kita tidak boleh meyakini angka-angka karena hal tersebut bisa menjurus kepada kemusyrikan.
Hal itu baru saja aku alami, ketika menghadiri acara pengundian kapling rumah KPR bagi PNS di Juata Permai di Kantor Walikota Tarakan tanggal 16 Agustus 2010. Aku bersyukur sekali termasuk dari sekitar 50 orang yang diundi pertama kali. Acara ini sudah lama aku nantikan, dan tentu saja sangat berarti untuk menentukan posisi rumah yang akan didapat. Kalau boleh memilih tentu aku akan memilih yang type tunggal. Tapi semua akan ditentukan lewat undian. Aku jadi teringat bahwa mengundi nasib sangat dilarang oleh agama.Tapi ini kan hal yang berbeda, prosedurnya harus dilakukan lewat undian.
Karena menyangkut hal yang bagiku penting bagi masa depan, tentu saja aku tidak lupa berdoa memohon agar diberikan petunjuk. Sebab tidak ada cara lain yang dapat kita lakukan. Tiba giliran untuk mengambil satu gulung kecil kertasdi dalam sebuah toples, mirip acara arisan, dengan membaca basmalah. dengan hati berdebar-debar pelan-pelan gulungan kertas dibuka dan...tertera angka 13.
Sempat aku bertanya kenapa aku mendapatkan angka tersebut. Tapi aku telah melakukan hal yang baik, maka semua kuserahkan kepada Allah. Kuanggap bahwa itulah rejeki.
Tapi bagi seorang Muslim, tentu kita tidak boleh meyakini angka-angka karena hal tersebut bisa menjurus kepada kemusyrikan.
Selasa, 03 Agustus 2010
Kenali Jenis Obat Untuk Bayi dan Anak-Anak
Kenali Jenis Obat Untuk Bayi dan Anak-Anak
Obat untuk BayiBukannya tidak percaya kepada dokter, tapi tak ada salahnya kalau Anda juga mencari tahu berbagai hal tentang obat umum untuk bayi dan anak.
Infant Paracetamol/Acetaminophen
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat anti piretik (meredakan demam) dan analgesic (mengurangi sakit) yang paling umum digunakan. Obat ini sifatnya hanya dapat meredakan gejala-gejala penyakit, tetapi bukan untuk menyembuhkan penyakit itu sendiri, seperti demam dan rasa sakit yang biasanya menyertai influenza. Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dari dokter. Meski demikian, sebelum membeli Anda harus memastikan jenis sediaan yang tepat. Infant paracetamol, yang biasanya tersedia dalam bentuk drop/tetes, dikhususkan untuk bayi dan dapat digunakan hingga bayi berusia 2 tahun. Namun, sebelum bayi Anda berusia 3 bulan, pemberian obat ini harus mengikuti petunjuk dokter. Setelah bayi berusia 3 bulan, obat ini sudah dapat diberikan dengan mengikuti petunjuk dosis yang ada dalam kemasan.
Jarak pemberian obat minimal 4 jam dan dalam 24 jam sebaiknya tidak lebih dari 4 dosis. Paracetamol adalah obat yang paling aman untuk meredakan demam dan mengurangi rasa sakit, jika digunakan sesuai dosis. Kelebihan dosis dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Pada prinsipnya, paracetamol dapat dicampur dengan obat lain asalkan obat lainnya itu tidak mengandung paracetamol juga (karena artinya terjadi kelebihan dosis). Tapi sebaiknya pastikan hal terlebih dahulu ini dengan dokter anak. Jika setelah 72 jam, gejala penyakit (demam dan/ nyeri) tidak membaik ataupun berkurang, segera konsultasikan ke dokter..
Infant Ibuprofen (Ibuprofen khusus untuk bayi)
Ibuprofen termasuk kedalam golongan obat anti inflamasi non-steroid. Ibuprofen bekerja untuk mengurangi rasa sakit, meredakan inflamasi (peradangan) dan demam. Seperti halnya paracetamol, ibuprofen juga dapat dibeli tanpa memerlukan resep dokter. Walaupun infant ibuprofen memang dikhususkan untuk bayi, tetapi obat ini tidak diberikan untuk bayi dibawah 6 bulan atau untuk bayi dengan berat badan kurang dari 7 kg. Dosisnya disesuaikan dengan umur bayi, akan tetapi lebih efektif jika mengukur dosisnya berdasarkan berat badan bayi (10 mg ibuprofen per kilogram berat badan).
Pada prinsipnya, ibuprofen dapat digunakan sebagai pengganti paracetamol, tetapi sebaiknya ikuti dengan seksama instruksi yang tertera pada label kemasan. Generally speaking, ibuprofen digunakan untuk demam yang “membandel” atau suhu tinggi (40oC) disertai dengan peradangan. Pemberian obat ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali dalam 24 jam, tergantung dari usia bayi. Obat ini tidak cocok untuk anak yang mengidap asma. Meskipun sedikit, obat ini juga memiliki efek samping berupa gangguan/iritasi pada lambung (paracetamol tidak memiliki efek ini). Oleh sebab itu, jika anak Anda memiliki lambung yang sensitif sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini. Jika gejala penyakit tidak berkurang setelah 72 jam, segera kunjungi dokter.
Obat Batuk
Istilah ini mungkin kurang tepat karena batuk itu sendiri bukanlah penyakit, melainkan salah satu gejala suatu penyakit. Karena itu yang disebut dengan obat batuk sifatnya hanya dapat meringankan batuk, bukan menyembuhkan batuk. Batuk akan berhenti bila penyakit yang sebenernya (yang menyebabkan batuk) telah disembuhkan.
Yang utama, jangan sembarangan memberikan obat untuk meringankan batuk apalagi yang jenis over the counter (OTC/ dapat dibeli bebas) kepada bayi atau anak Anda. Pastikan lebih dahulu dengan dokter, apakah bayi atau anak Anda benar-benar memerlukannya. Hal ini penting dilakukan, karena bila memang ternyata bayi atau anak Anda memerlukan obat untuk meredakan batuk, obat tersebut harus aman untuknya dan dosis pemberiannya juga tepat. Penelitian yang dilakukan oleh WHO menghasilkan temuan berikut; meskipun masih aman jika digunakan sesuai dosis, ternyata obat (yang so-called obat batuk) tidak banyak membantu untuk meredakan batuk yang disebabkan oleh colds dan flu. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk membersihkan paru-paru dan saluran nafas dari berbagai “benda”, seperti dahak, sel-sel mati dan bakteri ketika terjadi infeksi, atau benda asing lainnya, dengan cara mengeluarkannya.
Berdasarkan cara kerjanya, secara umum ada 2 tipe obat untuk meredakan batuk, yaitu ekspetoran dan supresan. Obat ekspetoran bersifat dapat mengencerkan lendir atau dahak sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk. Sedangkan supresan bekerja untuk meredakan batuk kering. Beberapa merk “obat batuk” juga mengandung bahan yang sedikit sedatif (menimbulkan efek kantuk). Penting untuk diingat juga, penggunaan “obat batuk” OTC tidak boleh terlalu lama. Cara terbaik untuk menangani batuk adalah segera mencari tahu akar masalah (penyakit sebenarnya) yang menyebabkan si kecil Anda batuk.
Oralit/Pedialyt
Oralit/pedialyt bukan lah obat untuk menghentikan diare, melainkan untuk mencegah tubuh mengalami dehidrasi. Oralit berfungsi untuk mengganti kembali zat-zat mineral tubuh yang hilang ketika bayi atau Anda mengalami diare atau muntah berlebihan. Oralit ini biasanya tersedia dalam kemasan sachet, dan untuk anak-anak(pedialyt) tersedia dalam rasa buah-buahan. Jika bayi Anda berusia kurang dari 1 tahun, pemberian oralit harus mengikuti petunjuk dokter. Sedangkan untuk batita usia di atas 1 tahun, oralit/pedialyt dapat diberikan dengan mengikuti instruksi kemasan. Pedialyt hendaknya diberikan setiap kali bayi mencret atau muntah. Oralit khusus anak atau pedialyt tersedia dalam rasa jeruk sehingga rasanya lebih enak daripada oralit biasa. Berikan larutan pedialyt atau oralit ini sedikit demi sedikit kepada bayi/anak Anda. Jika si kecil memuntahkan oralitnya, berhenti sejenak dan coba untuk memberinya lagi 10 menit kemudian. Disamping itu Anda juga harus meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh si kecil, berikan ASI lebih sering dan atau air putih. Meskipun demikian jika ternyata si kecil terus menerus memuntahkan kembali oralitnya, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti ubun-ubun cekung, lemas atau mengantuk yang luar biasa (letargi), segera bawa ke dokter.
Antibiotik
Obat ini memang efektif untuk ‘membunuh’ bakteri yang menginfeksi tubuh. Jadi, antibiotik tidak bisa untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti selesma (common colds) atau flu. Karena itu jangan ‘menekan’ dokter agar meresepkan antibiotic ketika si kecil Anda terkena penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti demam, batuk-pilek karena selesma. Penting untuk diingat, bahwa pemberian/penggunaan antibiotika harus dilandasi indikasi klinis. Artinya, jika ternyata anak menderita penyakit yang disebabkan oleh bakteri, memang anak harus mengkonsumsi antibiotic. Penggunaan antibiotic juga harus selalu mengikuti petunjuk dokter. Jangan sekali-kali Anda mencoba memberikan obat yang mengandung antibiotic kepada anak/bayi Anda tanpa sepengetahuan dokter. Dan, jika anak memang sakit karena bakteri, habiskan antibiotic yang diresepkan dokter meskipun kondisi bayi/anak Anda telah membaik. Jika tidak, infeksi yang menyerang anak/bayi Anda dapat kembali dan ketika hal itu terjadi, kemungkinan besar dibutuhkan antibiotic dalam dosis yang lebih besar karena bakteri menjadi resisten terhadap antibiotic. Meskipun jarang terjadi, tetapi antibiotic juga dapat menimbulkan reaksi alergi untuk orang-orang yang sensitif terhadapnya. Antibiotika ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit (yang disebabkan oleh bakteri) sehingga dapat menyelamatkan nyawa manusia. Tapi di sisi lain, antibiotika juga dapat “merugikan” manusia akibat ulah manusia sendiri yang seringkali tidak rasional menggunakannya.
(dari : ibudananak.com)
Obat untuk BayiBukannya tidak percaya kepada dokter, tapi tak ada salahnya kalau Anda juga mencari tahu berbagai hal tentang obat umum untuk bayi dan anak.
Infant Paracetamol/Acetaminophen
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat anti piretik (meredakan demam) dan analgesic (mengurangi sakit) yang paling umum digunakan. Obat ini sifatnya hanya dapat meredakan gejala-gejala penyakit, tetapi bukan untuk menyembuhkan penyakit itu sendiri, seperti demam dan rasa sakit yang biasanya menyertai influenza. Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dari dokter. Meski demikian, sebelum membeli Anda harus memastikan jenis sediaan yang tepat. Infant paracetamol, yang biasanya tersedia dalam bentuk drop/tetes, dikhususkan untuk bayi dan dapat digunakan hingga bayi berusia 2 tahun. Namun, sebelum bayi Anda berusia 3 bulan, pemberian obat ini harus mengikuti petunjuk dokter. Setelah bayi berusia 3 bulan, obat ini sudah dapat diberikan dengan mengikuti petunjuk dosis yang ada dalam kemasan.
Jarak pemberian obat minimal 4 jam dan dalam 24 jam sebaiknya tidak lebih dari 4 dosis. Paracetamol adalah obat yang paling aman untuk meredakan demam dan mengurangi rasa sakit, jika digunakan sesuai dosis. Kelebihan dosis dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Pada prinsipnya, paracetamol dapat dicampur dengan obat lain asalkan obat lainnya itu tidak mengandung paracetamol juga (karena artinya terjadi kelebihan dosis). Tapi sebaiknya pastikan hal terlebih dahulu ini dengan dokter anak. Jika setelah 72 jam, gejala penyakit (demam dan/ nyeri) tidak membaik ataupun berkurang, segera konsultasikan ke dokter..
Infant Ibuprofen (Ibuprofen khusus untuk bayi)
Ibuprofen termasuk kedalam golongan obat anti inflamasi non-steroid. Ibuprofen bekerja untuk mengurangi rasa sakit, meredakan inflamasi (peradangan) dan demam. Seperti halnya paracetamol, ibuprofen juga dapat dibeli tanpa memerlukan resep dokter. Walaupun infant ibuprofen memang dikhususkan untuk bayi, tetapi obat ini tidak diberikan untuk bayi dibawah 6 bulan atau untuk bayi dengan berat badan kurang dari 7 kg. Dosisnya disesuaikan dengan umur bayi, akan tetapi lebih efektif jika mengukur dosisnya berdasarkan berat badan bayi (10 mg ibuprofen per kilogram berat badan).
Pada prinsipnya, ibuprofen dapat digunakan sebagai pengganti paracetamol, tetapi sebaiknya ikuti dengan seksama instruksi yang tertera pada label kemasan. Generally speaking, ibuprofen digunakan untuk demam yang “membandel” atau suhu tinggi (40oC) disertai dengan peradangan. Pemberian obat ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali dalam 24 jam, tergantung dari usia bayi. Obat ini tidak cocok untuk anak yang mengidap asma. Meskipun sedikit, obat ini juga memiliki efek samping berupa gangguan/iritasi pada lambung (paracetamol tidak memiliki efek ini). Oleh sebab itu, jika anak Anda memiliki lambung yang sensitif sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini. Jika gejala penyakit tidak berkurang setelah 72 jam, segera kunjungi dokter.
Obat Batuk
Istilah ini mungkin kurang tepat karena batuk itu sendiri bukanlah penyakit, melainkan salah satu gejala suatu penyakit. Karena itu yang disebut dengan obat batuk sifatnya hanya dapat meringankan batuk, bukan menyembuhkan batuk. Batuk akan berhenti bila penyakit yang sebenernya (yang menyebabkan batuk) telah disembuhkan.
Yang utama, jangan sembarangan memberikan obat untuk meringankan batuk apalagi yang jenis over the counter (OTC/ dapat dibeli bebas) kepada bayi atau anak Anda. Pastikan lebih dahulu dengan dokter, apakah bayi atau anak Anda benar-benar memerlukannya. Hal ini penting dilakukan, karena bila memang ternyata bayi atau anak Anda memerlukan obat untuk meredakan batuk, obat tersebut harus aman untuknya dan dosis pemberiannya juga tepat. Penelitian yang dilakukan oleh WHO menghasilkan temuan berikut; meskipun masih aman jika digunakan sesuai dosis, ternyata obat (yang so-called obat batuk) tidak banyak membantu untuk meredakan batuk yang disebabkan oleh colds dan flu. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk membersihkan paru-paru dan saluran nafas dari berbagai “benda”, seperti dahak, sel-sel mati dan bakteri ketika terjadi infeksi, atau benda asing lainnya, dengan cara mengeluarkannya.
Berdasarkan cara kerjanya, secara umum ada 2 tipe obat untuk meredakan batuk, yaitu ekspetoran dan supresan. Obat ekspetoran bersifat dapat mengencerkan lendir atau dahak sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk. Sedangkan supresan bekerja untuk meredakan batuk kering. Beberapa merk “obat batuk” juga mengandung bahan yang sedikit sedatif (menimbulkan efek kantuk). Penting untuk diingat juga, penggunaan “obat batuk” OTC tidak boleh terlalu lama. Cara terbaik untuk menangani batuk adalah segera mencari tahu akar masalah (penyakit sebenarnya) yang menyebabkan si kecil Anda batuk.
Oralit/Pedialyt
Oralit/pedialyt bukan lah obat untuk menghentikan diare, melainkan untuk mencegah tubuh mengalami dehidrasi. Oralit berfungsi untuk mengganti kembali zat-zat mineral tubuh yang hilang ketika bayi atau Anda mengalami diare atau muntah berlebihan. Oralit ini biasanya tersedia dalam kemasan sachet, dan untuk anak-anak(pedialyt) tersedia dalam rasa buah-buahan. Jika bayi Anda berusia kurang dari 1 tahun, pemberian oralit harus mengikuti petunjuk dokter. Sedangkan untuk batita usia di atas 1 tahun, oralit/pedialyt dapat diberikan dengan mengikuti instruksi kemasan. Pedialyt hendaknya diberikan setiap kali bayi mencret atau muntah. Oralit khusus anak atau pedialyt tersedia dalam rasa jeruk sehingga rasanya lebih enak daripada oralit biasa. Berikan larutan pedialyt atau oralit ini sedikit demi sedikit kepada bayi/anak Anda. Jika si kecil memuntahkan oralitnya, berhenti sejenak dan coba untuk memberinya lagi 10 menit kemudian. Disamping itu Anda juga harus meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh si kecil, berikan ASI lebih sering dan atau air putih. Meskipun demikian jika ternyata si kecil terus menerus memuntahkan kembali oralitnya, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti ubun-ubun cekung, lemas atau mengantuk yang luar biasa (letargi), segera bawa ke dokter.
Antibiotik
Obat ini memang efektif untuk ‘membunuh’ bakteri yang menginfeksi tubuh. Jadi, antibiotik tidak bisa untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti selesma (common colds) atau flu. Karena itu jangan ‘menekan’ dokter agar meresepkan antibiotic ketika si kecil Anda terkena penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti demam, batuk-pilek karena selesma. Penting untuk diingat, bahwa pemberian/penggunaan antibiotika harus dilandasi indikasi klinis. Artinya, jika ternyata anak menderita penyakit yang disebabkan oleh bakteri, memang anak harus mengkonsumsi antibiotic. Penggunaan antibiotic juga harus selalu mengikuti petunjuk dokter. Jangan sekali-kali Anda mencoba memberikan obat yang mengandung antibiotic kepada anak/bayi Anda tanpa sepengetahuan dokter. Dan, jika anak memang sakit karena bakteri, habiskan antibiotic yang diresepkan dokter meskipun kondisi bayi/anak Anda telah membaik. Jika tidak, infeksi yang menyerang anak/bayi Anda dapat kembali dan ketika hal itu terjadi, kemungkinan besar dibutuhkan antibiotic dalam dosis yang lebih besar karena bakteri menjadi resisten terhadap antibiotic. Meskipun jarang terjadi, tetapi antibiotic juga dapat menimbulkan reaksi alergi untuk orang-orang yang sensitif terhadapnya. Antibiotika ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit (yang disebabkan oleh bakteri) sehingga dapat menyelamatkan nyawa manusia. Tapi di sisi lain, antibiotika juga dapat “merugikan” manusia akibat ulah manusia sendiri yang seringkali tidak rasional menggunakannya.
(dari : ibudananak.com)
Uninstall AVG 9 sampai bersih
Untuk para pengguna Anti Virus yang ingin menggantinya dengan Kaspersky Anti Virus, biasanya akan mendapatkan sedikit masalah pada proses installisasi Kaspersky. Proses instal tidak dapat berjalan karena akan muncul pesan “incompatible software – installed error” .
Hal ini terjadi karena Anti Virus AVG yang sebelumnya anda gunakan telah mempunyai dan membuat data Registry. Dan ketika anda meremove/uninstall melalui Control Panel maka Data Registry ini belum terhapus.
Untuk mengatasi masalah ini anda dapat melakukannya dengan menggunakan software seperti CCleaner ataupun TuneUp Utilities 2009. Atau juga dapat melakukannya melalui cara manual melalui Registry Editor.
Dengan cara manual dibawah ini kita bisa menghapus entry registry AVG sebelumnya, sehingga nantinya kita bisa menginstall Kaspersky Anti Virus 2009.
Pertama anda buka start menu -> run lalu ketikkan -> regedit -> enter . Pada halaman Registry Editor, arahkan pada entri yang saya sebutkan dibawah ini ;
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG7Uninstall
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG6INSTALL
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG8Uninstall
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\AVG\Avg8
Klik kanan pada entri tersebut lalu hapus / delete. Jika anda menggunakan 64 bit maka entri yang harus dihapus seperti dibawah ini ;
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG7Uninstall
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG6INSTALL
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG8Uninstall
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\AVG\Avg8
Setelah anda melakukan seperti petunjuk yang diatas, baru bisa berikutnya anda install Kaspersky Anti Virus 2009. Sebelumnya permasalahan seperti ini sudah pernah ada yang menanyakan melalui pesan komentar dan juga ada beberapa teman yang menjawabnya (avicenna). Jadi dengan tips pada postingan ini akan lebih mudah untuk anda yang mengalami permasalahan seperti ini.
Hal ini terjadi karena Anti Virus AVG yang sebelumnya anda gunakan telah mempunyai dan membuat data Registry. Dan ketika anda meremove/uninstall melalui Control Panel maka Data Registry ini belum terhapus.
Untuk mengatasi masalah ini anda dapat melakukannya dengan menggunakan software seperti CCleaner ataupun TuneUp Utilities 2009. Atau juga dapat melakukannya melalui cara manual melalui Registry Editor.
Dengan cara manual dibawah ini kita bisa menghapus entry registry AVG sebelumnya, sehingga nantinya kita bisa menginstall Kaspersky Anti Virus 2009.
Pertama anda buka start menu -> run lalu ketikkan -> regedit -> enter . Pada halaman Registry Editor, arahkan pada entri yang saya sebutkan dibawah ini ;
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG7Uninstall
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG6INSTALL
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG8Uninstall
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\AVG\Avg8
Klik kanan pada entri tersebut lalu hapus / delete. Jika anda menggunakan 64 bit maka entri yang harus dihapus seperti dibawah ini ;
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG7Uninstall
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG6INSTALL
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Uninstall\AVG8Uninstall
HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Wow6432Node\AVG\Avg8
Setelah anda melakukan seperti petunjuk yang diatas, baru bisa berikutnya anda install Kaspersky Anti Virus 2009. Sebelumnya permasalahan seperti ini sudah pernah ada yang menanyakan melalui pesan komentar dan juga ada beberapa teman yang menjawabnya (avicenna). Jadi dengan tips pada postingan ini akan lebih mudah untuk anda yang mengalami permasalahan seperti ini.
Etika Menerima Telepon
ETIKA MENERIMA TELEPON :
1.Angkat gagang telepon pada dering ketiga.
2. Angkat gagang telepon dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang alat tulis
3. Hindari kata “Halo” ucapkan salam, nama instansi dan tawarkan bantuan misalnya: “Selamat pagi, CV.Arhamizan Syukur, ada yang bisa saya bantu?”
4. Catat pesan dari penelepon tanyakan apabila ada informasi yang belum dimengerti
5. Ucapkan terima kasih diakhir pembicaraan
6. Biarkan penelepon yang menutup gagang telepon terlebih dahulu
7. Tutup gagang telepon dengan benar.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tentang Blog Ini
Blog ini adalah sarana untuk menyimpan file dan berbagi tentang apapun. Sehingga dapat berguna dimanapun berada.