Langsung saja, berikut caranya :
* Klik Start >> Run >> ketik Regedit kemudian OK atau ENTER.
* Klik HKEY_LOCALMACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control
* Klik kanan pada Control pilih New => Key kemudian beri nama “StorageDevicePolicies” (tanpa tanda kutip)
* Klik kanan pada StorageDevicePolicies kemudian pilih New >> DWord Value kemudian beri nama “WriteProtect” (juga tanpa tanda kutip).
* Kemudian klik double pada WriteProtect tersebut, kemudian ganti value datanya menjadi 1.
* Kemudian Restart Komputer/Laptop Anda.
* Selesai
Jika berhasil, setiap kali ada orang lain yang ingin mengcopy paste file, maka akan ada commentar : Error Copying File or Folder.
Jika ingin mengembalikan ke kondisi semula, ganti value datanya menjadi 0.
Running Text
Kamis, 08 September 2011
Kamis, 25 Agustus 2011
Hypnoparenting : Reno Sayang Ayah
Pengantar : Artikel yang penting untuk dibaca oleh setiap orang tua yang merasa memiliki anak yang bermasalah, sulit diatur, atau suka membantah, berdasarkan pengalaman pribadi penulis ketika melakukan Hypnotherapy kepada seorang anak. Ditulis oleh: Budhi Hartanto CH.
Di suatu siang yang panas, saya mendapat sebuah telepon mendadak dari seorang ibu. Suaranya terdengar serak dan terputus-putus terbawa emosi ketika mengadukan persoalan anak laki-lakinya yang nakalnya minta ampun. Ia habis akal dalam menghadapi anaknya yang masih di kelas 7 di sebuah SMPN Solo.
Betapa tidak..di usianya tersebut jari-jarinya sudah terlatih memegang rokok, dan tidak tanggung-tanggung ia juga bersikap dermawan dengan membagi-bagi rokoknya ke teman-teman SMPnya, justru di depan mata ibunya. Bahkan ketika di kamar rumah pun, dengan santai Ia merokok sambil menebarkan abunya kemana-mana hingga lantai kamarnya rata dengan abu rokok.
Terkadang semalam dua malam ia menghilang dan tidak pulang ke rumah tanpa pamit. Bila marah ia suka membanting-banting dan memecah barang di rumah. Ia juga gemar memukuli adiknya bila merasa terganggu. Membolos sekolah juga jadi aksi favoritnya. Rapor mid semester kemarin mendapat nilai kebakaran yang cukup banyak, sekolahan mewarning bila tidak ada perubahan bisa jadi tahun depan tidak naik kelas. Begitu tutur sang ibu, sebut saja Ibu Ria, dengan panjang lebar. Kita sih… manggut-manggut saja sambil merasakan HP yang semakin panas karena kelamaan ngomongnya ..he..he.he... Akhirnya disepakati untuk besok sorenya Bu Ria akan datang dengan mengajak anaknya, yang kita sebut saja Reno, ke kantor.
Esok harinya, seperti yang dijanjikan Bu Ria datang bersama Reno, dan sebagaimana rencana pula kali ini saya berduet dengan sesama hypnoterapis Akh Didik Hermawan. Setelah ngobrol ngalor ngidul untuk memecah kebekuan, pembicaraan mulai terarah kearah persoalan yang dimaksud. Akh Didik mulai mempassing-leading Reno dengan obrolan gaya anak muda dan sukses bro….akhirnya tercapai kesepakatan bahwa Reno mau mengobrol lebih jauh lagi asal tidak ditunggui ibunya. Sang ibu pun kami persilakan duduk di luar, mohon maaf ya bu…!
Kami melanjutkan ngobrol tentang apa itu hypnosis dan apa itu hypnoterapi. Di luar dugaan Reno ternyata cukup antusias dengan hypnosis, Katanya, “ sekarang banyak disiarkan di TV-TV”. Kubilang, “ Kalau yang kayak di televisi… itu sih hypnosis yang paling gampang…cuma untuk lucu-lucuan, hypnosis sangat bermanfaat bila digunakan untuk pengembangan diri. Reno, mau nggak mengempowering diri dengan metode hypnosis? Kalau mau, tu Mas Didik mau ngajarin”, kataku lagi. Akhirnya kesepakatan terjadi dan inilah kurang lebih percakapan kami :
Didik : Dik Reno, mau belajar hipnomotivation nggak?
Reno : Mau Mas, nggak sulit kan?
Didik : Gampang lah…Dik Reno tinggal ikuti kata-kata dan perintah sugesti dari saya saja kok. Oke…sekarang perhatikan mata saya….ctaak (menjentikkan jari)…TIDUR……! (He..he..he..jangan kaget saudara-saudara..sebelumny
a Reno dah kita tes sugestifitas dulu bro…dan Reno ini termasuk tinggi tingkat sugestifitasnya maka dengan cepat Reno bisa memasuki kondisi relaksasi yang dalam. Kemudian setelah dilakukan deepening secukupnya Akh Didik mulai beraksi).
Didik : Dik Reno saya mau bertanya pada akal bawah sadar anda dan tolong dijawab dengan jujur ya!
Reno : Ya mas… (posisi kelopak mata tertutup)
Didik : Bagaimana perasaan Reno sekarang ini?
Reno : Sebal mas…rasanya pengin marah terus…
Didik : Reno merasa sebel….pengin marah…itu karena apa dan sebenarnya ditujukan kepada siapa?
Reno : Semua orang…..karena semuanya ndak ada yang mau ngerti saya..
Didik : Bisa diperjelas lagi..kapan Reno merasa pengin marah ke semua orang?
Reno : Sewaktu ayah pulang ke rumah….Setiap pulang ke rumah ayah selalu menyiapkan jadwal tugas yang harus dikerjakan Reno selama Ayah kerja.
(Ayah Reno kerja di Jakarta dan setiap 2 pekan atau sebulan sekali pulang ke Solo Ketika menjawab ini kelopak mata Reno terlihat berkedut-kedut cepat dan kelihatan mulai gelisah , nafasnya juga mulai agak cepat).
Didik : Reno merasakan apa pada saat itu?
Reno :( Reno terdiam beberapa saat dan tiba-tiba terlihat butiran air mata mulai mengembun di sudut matanya)..Reno merasa nggak nyaman….Reno ingin bersantai dengan Ayah….Reno kangen ayah…
Didik : Reno sayang dengan ayah Reno?
Reno : ( Badannya bergetar keras…dan air matanya mulai membanjir….suaranya serak tertahan-tahan..)..Ya…Reno sayang Ayah….tapi ayah ndak pernah ada…..ketika ayah pulang…Reno tidak bisa mengajak bersantai..Ayah marah..bila tugas Reno tidak selesai…Ayah juga memukul Reno….
Didik : Reno….sekarang imajinasikan ayahmu duduk di kursi di depanmu dan katakan apa yang mau Reno katakan..
Reno : (Air matanya semakin membanjir dan badannya berkeringat, suaranya makin parau dan tertahan-tahan)..Reno sayang ayah….Reno kangen…..jangan pukul Reno lagi yah….Reno pengin jalan-jalan sama ayah…Reno nggak pengin nakal…Reno sayang Ayah….
Didik : Reno..maukah kamu memaafkan ayahmu? Lihatlah…ayahmu juga ingin memelukmu..
Reno : (Tangannya menggapai-gapai ke depan dan melakukan gerakan seakan-akan sedang merangkul, tangisnya semakin membanjir)…Ayah…….ayah….ayah….
Sesi di atas masih kita teruskan dengan pemberian sugesti-sugesti positif untuk Reno. Setelah selesai Reno kami minta bermain di luar kemudian ganti Bu Ria kami minta masuk. Kami ceritakan apa yang terjadi selama sesi Reno tadi, Bu Ria tercenung matanya juga mulai berkaca-kaca dan akhirnya airnya mengembun di sudut matanya. Kemudian mengalirlah cerita tentang suaminya, tentang hambatan komunikasinya, tentang belum sinkronnya pola asuh anak antara Bu Ria dengan suaminya.. dst….dst… Dengan halus saya katakan,”…Ibu…dari 100% kasus kenakalan anak yang telah diterapi…terbukti letak persoalan bukan pada sang anak tetapi justru 95% terletak pada orang tua anak. Sebenarnya Reno tadipun juga hanya kita beri motivasi-motivasi agar lebih tegar, tetapi itu tidak akan menyelesaikan masalahnya. Kami sebagai terapis tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau kita ingin anak kita berubah, sebaiknya orang tua dululah yang harus berubah. Anak butuh didampingi bukan dibebani, kalau mereka berulah sebenarnya perhatian kitalah yang perlu ditambah. Mohon ini didiskusikan dengan suami ibu untuk kebaikan anak ibu”.
Setelah Bu Ria dan Reno pamit pulang…sungguh kami juga masih tercenung. Membayangkan apa yang kira-kira dirasakan oleh anak-anak kami di rumah, bahagiakah mereka dengan orang tua ini? Dan ketika saya menulis catatan ini tak terasa air mata pun meluncur turun, di samping meja kulihat anak keduaku tertidur lelap menungguiku mengetik. Pertanyaan itu kembali mengguncangku…bahagiakah anakku dengan orang tuanya ini? Bagaimana dengan anda? Allahu Rabbi…kuatkan kami..!
Yang Harus Dihindari Dalam Percakapan
Pernahkah Anda berbicara dengan seseorang dan begitu tertarik dengan respon-respon yang disampaikannya, atau kebalikannya, Anda merasa jenuh dengan semua respon yang diucapkannya. . ?? Menurut Kevin Hogan dan Mary Lee Labay dalam bukunya yang berjudul Irresistible Attraction ada delapan hal yang harus dihindari dalam percakapan, jika kita ingin percakapan kita menjadi menarik. Kedelapan hal itu adalah :
1. Penentang Argumentatif
Suatu hari dalam sebuah percakapan, ”Wah, kelihatannya hari ini cerah ya?”. Kemudian di respon oleh rekannya, ”Ah tidak, menurut saya hari ini agak mendung”. ”Oh agak mendung ya, mungkin sebentar lagi akan turun hujan”. Kemudian di respon lagi, ”Menurut saya tidak akan hujan, hari ini saya membaca prakiraan cuaca dari BMG”. ”Oh, begitu ya, pasti Anda sering mencermati prakiraan cuaca dari BMG ya?”. Lalu di respon, ”Ah tidak juga, sesekali saja saya mendengarnya”. Bagaimana dengan percakapan tersebut? Respon argumentatif memang baik, melatih kemampuan berpikir kita, namun jika respon argumentatif itu diberikan dalam bentuk penentangan yang bertubi-tubi seperti contoh diatas, akan membuat percakapan kita menjadi tidak menyenangkan.
2. Selalu Membuat Perbandingan
Dalam sebuah percakapan, seseorang berkata pada temannya, ”Hari ini saya berhasil melewati ujian dengan baik”. Kemudian dijawab oleh temannya, ”Iya itu belum seberapa, saya pernah melewati ujian yang lebih berat dari yang kamu lewati sekarang, dulu saya benar-benar melewatinya dengan baik, walaupun saya merasakan penderitaan saat itu. Yang kamu rasakan saat ini belumlah sebanding dengan apa yang saya rasakan dulu, sangat sulit sekali”.
Apa yang dirasakannya sekarang adalah rasa malas untuk melanjutkan percakapan berikutnya. Seseorang yang sedang ingin bercerita tidak ingin mendengarkan cerita orang lain, tapi ia ingin ceritanya didengarkan oleh orang lain. Akan lebih baik jika kita mengeksplorasi cerita orang itu daripada malah membuat sebuah cerita baru dan membanding-bandingkannya.
3. Merasa Superior
”Saya dengar di kota ini akan berdiri sebuah supermarket baru ya?”. Kemudian temannya menjawab, ”Ah, aku sudah mengetahuinya sejak setengah tahun yang lalu”. ”Oh begitu ya, saya pikir saya termasuk yang paling dahulu mengetahuinya”. Lalu temannya menyahut, ”Ah, kalau informasi seperti itu, aku tidak pernah melewatinya, bahkan pendirian rumah sakit baru di kota ini tahun depan aku juga sudah mengetahuinya kemarin”.
Bagaimana jika, tadi temannya menyahut, ”Wah, itu informasi yang menarik, bagaimana cerita selengkapnya?”. Mungkin orang yang mendengar akan lebih merasa tertarik untuk melanjutkan percakapan dengannya.
4. Mengumbar Beban Masalah Pribadi
Saat kita membicarakan permasalahan pribadi kepada orang lain, secara tidak langsung akan mempengaruhi psikologis orang yang kita ajak bicara. Kecuali jika ia seorang terapis yang bermaksud menolong kita keluar dari masalah. Namun, jika ia bukan seorang terapis, apakah secara psikologis ia selalu siap dengan setumpuk beban masalah pribadi kita. Lebih parah lagi jika itu dilakukan secara berulang-ulang dalam pokok bahasan yang sama. Kebosanan dan rasa jenuh akan menghinggapinya saat mendengarkan beban masalah pribadi yang belum tentu ia saat itu siap untuk mendengarkannya.
5. Menilai Negatif
Suatu hari dalam suatu kantor, seorang karyawan berujar, ”Kelihatannya John sedang dalam kondisi yang sulit saat ini”. Kemudian karyawan lain yang diajak bicara menyahut, ”Ia memang tidak mampu mengendalikan emosinya, hal ini membuat seluruh pekerjaannya jadi buruk, semua tugas-tugasnya tidak dijalankan dengan baik, saya lelah menghadapinya”. Bagaimana jika Anda mendapat respon seperti ini dalam pembicaraan Anda ? Coba kita bandingkan dengan respon berikut ini; ”Saya banyak belajar dari ia, dari permasalahan- permasalahan yang dihadapinya, kelihatannya saat ini ia memang sedang dalam kondisi sulit, mungkin juga ia membutuhkan bantuan kita saat ini”. Bandingkan bedanya saat Anda mendengarkan kedua respon itu, dan pastikan mana yang terbaik menurut Anda. Opini-opini negatif yang berbentuk judgement tidak akan menarik untuk kita dengar dan opini negatif itu dapat menggambarkan seperti apa karakter orang yang menyampaikannya.
6. Suka Menginterupsi
Bagaimana perasaan Anda jika saat berbicara sering diinterupsi oleh orang lain ? Jika ada seseorang menginterupsi kita saat berbicara, kemungkinan yang muncul adalah kita merasa pembicaraan kita tidak dianggap penting, atau merasa diremehkan, atau merasa ia tidak tertarik dengan pembicaraan kita. Begitupun saat kita sering menginterupsi orang yang kita ajak bicara, secara signifikan kita akan menjadi komunikator yang tidak menarik. Ada baiknya jika kita mencoba cara ini, biarkanlah ia mengambil nafas sejenak setelah ia menyelesaikan pembicaraannya sebelum kita mengutarakan kalimat untuk menanggapinya.
7. Penuh Keluhan
Keluhan biasanya merupakan kumpulan kalimat negatif yang sangat mungkin akan mempengaruhi perasaan orang-orang yang mendengarnya. Mendengarkan keluhan membuat orang menjadi terbebani, terlebih lagi jika keluhan yang sama terus diulang dan dibicarakan. Selain itu membicarakan keluhan juga akan menggambarkan betapa lemahnya seseorang dalam menghadapi permasalahannya, sehingga alangkah lebih baik jika yang kita sampaikan dalam pembicaraan kita adalah kalimat-kalimat yang baik dan membuat diri kita termotivasi dan lebih bagus lagi dapat membuat orang lain yang berbicara dengan kita juga ikut termotivasi.
8. Penyebar Gosip
Mungkin Anda pernah mendengar rekan Anda yang membicarakan keburukan orang lain pada Anda. Apa yang ada didalam pikiran Anda saat itu ? Kebanyakan dari kita akan berpikir, apakah ia akan berbicara seperti ini pada orang lain juga, atau jangan-jangan keburukan yang dibicarakannya dengan orang lain itu adalah tentang kita. Kebanyakan dari kita akan memandang buruk terhadap orang ini. Penilaian yang mungkin muncul terhadap orang-orang yang senang membicarakan keburukan orang lain adalah orang itu tidak percaya diri, culas, dan berpikiran sempit. Jadi mungkin adalah hal yang baik jika Anda mempertimbangkam kembali jika ingin mengambil tema-tema gosip dalam pembicaraan Anda.
By : Freddy Hypno
Kamis, 18 Agustus 2011
Self Improvement For Commitment
Dikutip dari internet dan setelah saya baca ternyata bagus sekali untuk improvement dan kebaikan diri kita.. :) Sangat berguna untuk mempertahankan komitmen:
Di saat kamu ingin melepaskan seseorang... Ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya...
Di saat kamu mulai tidak mencintainya... Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya...
Di saat kamu mulai bosan bersamanya... Ingatlah selalu saat terindah bersamanya...
Di saat kamu ingin menduakannya... Bayangkan jika dia selalu setia...
Saat kamu ingin membohonginya... Ingatlah di saat dia jujur padamu...
Maka kamu akan merasakan arti dirinya padamu...
Jangan sampai di saat dia sudah tidak di sisimu, Kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu...
Yang indah hanya sementara...
Yang abadi hanya kenangan...
Yang ikhlas hanya dari hati...
Yang tulus hanya dari sanubari...
Tidak mudah mencari yang hilang...
Tidak mudah mengejar impian...
Namun lebih susah mempertahankan yang ada...
Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga...
Ingatlah pada pepatah...
"Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini!"
Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif...
Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya sirna tak berbekas...
Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yang luar biasa, namun...
Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dimiliki...
Apalagi yang mau diperebutkan...
Apalagi yang mau disombongkan...
Maka jalanilah hidup ini dengan keinsyafan nurani...
Jangan terlalu perhitungan...
Jangan hanya mau menang sendiri...
Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita...
Belajarlah tiada hari tanpa kasih...
Selalu berlapang dada dan mengalah...
Hidup ceria, bebas leluasa...
Tak ada yang tak bisa diikhlaskan...
Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan...
Tak ada dendam yang tak bisa terhapus...
Lakukanlah kebaikan dari sekarang.. God Bless You!!
Langganan:
Postingan (Atom)
Tentang Blog Ini
Blog ini adalah sarana untuk menyimpan file dan berbagi tentang apapun. Sehingga dapat berguna dimanapun berada.